The Island: Coercion

Sepeninggal Jerome, kelima pemuda itu sibuk berdiskusi mengenai tawaran tersebut. Sebetulnya Yeonjun, Beomgyu, dan Hueningkai sangat menyetujui tawaran itu. Namun, Soobin dan Taehyun masih berusaha menentang. Alasannya karena mereka belum mengetahui kesepakatan antara Jerome dan organisasi itu. Seolah mengetahui pertentangan mereka, Jerome justru kembali mendatangi ruangan itu sambil membawa beberapa berkas yang berisi kesepakatannya dengan organisasi seni itu. Kelima pemuda itu mencoba memahami seluruh isi berkas. Di sana tertulis bahwa Jerome beserta timnya diberi kesempatan untuk menjadi duta seni dengan syarat: (1) Mereka harus selalu mengikuti acara festival tahunan, (2) mereka harus melakukan pengembangan skill setiap tahun pada acara festival tahunan, dan (3) mereka harus mengenalkan dan menyebarluaskan berbagai jenis seni budaya yang telah mereka pelajari dalam organisasi tersebut. Organisasi tersebut juga membuat kebijakan bahwa setiap perwakilan yang dikirim akan ditanggung oleh si pengirim. Jerome menjelaskan pada mereka bahwa kewajiban untuk menyebarkan berbagai kesenian itu merupakan tugasnya. Mereka berlima tidak perlu repot-repot melakukan apapun begitu pulang dari sana.

Saat menyadari bahwa tidak ada kesepakatan yang akan menyulitkan mereka, akhirnya Soobin dan Taehyun menyetujui rencana ini. Malam itu juga mereka menghubungi Jerome dan mengatakan bahwa mereka setuju untuk menjadi perwakilannya.
"Bagus lah kalo lu pada setuju. Tunggu konfirmasi dari atasan gw dulu yaa. Data lu pada mau diperiksa dulu." Jawab Jerome pada sambungan telepon malam itu. Kelima pemuda itu mengiyakan.

Keesokan harinya, Jerome kembali datang dengan membawa kabar baik. Ia mengatakan bahwa atasannya menerima mereka berlima sebagai calon kandidat perwakilan.
"Latar belakang kalian mendukung." Jelas Jerome. "Beomgyu, Taehyun, dan Hueningkai dulunya pernah ngeband. Keluarga Kak Yeonjun sendiri gerak di bidang fashion. Sedangkan Kak Soobin sering jadi pengurus kalian bertiga pas lagi ngeband." Lanjutnya seraya menunjuk Beomgyu, Taehyun, dan Hueningkai secara bergantian.

"Emang organisasi lu lagi semepet itu sampe nerima orang luar?" Tanya Taehyun. Jerome menghela nafasnya pelan sebelum menjawab pertanyaan tersebut.

"Situasi dalem organisasi sekarang tuh runyam banget. Biasanya organisasi kita rutin ngirim perwakilan ke sana. Tapi sekarang tuh banyak duta yang kena skors karena ngelakuin pelanggaran. Ditambah lagi ada beberapa senior yang ketahuan masukin orang ke dalem organisasi secara ilegal. Masalah ini tuh gak cuma di satu tempat, tapi di hampir semua cabang organisasi. Karena hal itu, sekarang organisasi gw tuh lagi fokus beresin masalah itu. Tadinya kita mau bikin surat permohonan buat gak ikut acara festival. Beruntung gw ketemu lu pada." Jawab Jerome.

"Lu percaya ama kita?" Tanya Beomgyu memastikan. Jerome terkekeh pelan mendengarnya.

"Kenapa gw gak percaya ama kalian? Kita udah 10 tahun bareng-bareng. Gw udah tau watak lu pada." Balas Jerome. Sebelum pergi meninggalkan ruangan itu, Jerome menepuk bahu Soobin, lantas tersenyum penuh arti. Seolah dapat memahami arti senyuman itu, Soobin balas tersenyum seraya mengangguk. 

"Gw minta tolong, ya! Kalian kawan terbaik memang." Ujar Jerome saat berjalan meninggalkan ruangan.

Karena telah mendapat kepastian dari Jerome, Yeonjun dan Soobin memutuskan untuk pergi menemui orang tua mereka. Yeonjun menghubungi ayahnya untuk meminta waktu. Secara kebetulan, kedua orang tua mereka tengah berkumpul di rumah besar keluarga Soobin. Bahkan keluarga Beomgyu pun turut hadir di sana. Tanpa membuang waktu, keduanya segera mengeluarkan mobilnya dan pergi meninggalkan area asrama.

Tentu saja menjadi suatu hal yang penting untuk melapor secara berkala. Sejak mereka menjadi salah satu staff di sekolah dan asrama, mereka perlu menyiapkan pengganti jika mereka sedang absen seperti saat ini. Sepanjang perjalanan, Soobin sibuk menghubungi orang-orang yang dapat menggantikan kelompoknya selama satu bulan penuh. Beruntung, teman-teman setimnya bersedia mencarikan pengganti untuk Soobin beserta empat lainnya. Mereka juga bersedia melaporkannya langsung pada kedua orang tua Soobin. 

Sesampainya di sana, seluruh petinggi yayasan telah berkumpul di meja makan. Soobin dan Yeonjun ditawari untuk makan terlebih dahulu sebelum membahas rencana jalan-jalan mereka. Tentu saja keduanya tidak dapat menolak hamparan hidangan yang terlihat menggugah selera itu. Dengan patuh mereka bergabung di meja makan.

Setelah makanan ludes, barulah Dante - ayah Soobin - menanyakan tentang rencana jalan-jalan mereka. Soobin bersiap untuk menjelaskan.
"Begini, Yah," Ucap Soobin memulai penjelasannya. "Kita berlima rencananya mau ngewakilin timnya Jerome buat pergi ke acara festival di Pulau Solara. Karena datang sebagai perwakilan, seluruh biaya ditanggung sama organisasinya Jerome. Jadi, pihak yayasan gausah ngeluarin biaya apapun."

"Pulau Solara? Pulau apa itu, nak?" Tanya Dante.

"Jujur, tante baru denger ada nama pulau itu, Soobin." Yujin - ibunda Yeonjun - menyahut. Dahinya berkerut tanda bingung.

"Itu emang pulau privat, Bunda." Yeonjun menjawab. "Di pulau itu, semua duta seni dari seluruh penjuru dunia bergabung. Mereka bikin festival di situ, tapi lokasi pulaunya sengaja dirahasiakan." Lanjutnya. Baik Soobin dan Yeonjun dapat menangkap ekspresi suram pada wajah mereka. Keduanya menunggu jawaban mereka dengan perasaan cemas.

"Pulau privat, ya? Jujur, saya merasa ragu sekali. Kalian sudah tahu, kan, bahwa undangan ke pulau privat berarti perjanjian untuk melakukan sesuatu? Kalian sudah memastikan itu?" Tanya David - ayah Beomgyu. Yeonjun dan Soobin serempak mengangguk.

"Kami sudah memastikannya, Pak." Jawab Soobin. 

"Kebetulan, saya juga bawa isi perjanjian Jerome dengan organisasinya. Silahkan." Yeonjun menyerahkan secarik kertas yang berisi perjanjian Jerome dengan Solarian. Ia sengaja memintanya dari Jerome. Pemuda itu sudah dapat menebak bahwa diantara mereka yang hadir di sini, pasti akan ada yang menolak rencananya. David menerima kertas itu dan membacanya dengan suara lantang.

Keduanya berharap setelah mendengarkan isi perjanjian tersebut, mereka mau menyetujui rencana jalan-jalan mereka. Namun, di luar ekspektasi, mereka justru menunjukkan ekspresi ragu. Yeonjun menelan ludah kasar saat melihat ekspresi kedua orangtuanya yang terlihat sangat khawatir.

"Terlalu mencurigakan kalau semua digratiskan begini. Saya nggak setuju." Balas Andrew - ayah Yeonjun.

"Saya juga khawatir. Saya tidak tau ada apa sebenernya di balik pulau Solara. Di sana juga tidak tercantum dengan jelas dari mana sumber pendanaan projek itu berasal." Ujar Yuna - ibunda Soobin.

"Saya sependapat dengan nyonya. Semuanya terlalu mencurigakan. Mulai dari lokasi yang tidak diketahui sampai sumber pendanaan yang tidak tercantum. Saya khawatir kalian akan dieksploitasi." Nara - ibunda Soobin menyahut sambil menatap Yeonjun dan Soobin. Raut cemas dan khawatir terpancar dari wajahnya. Percakapan pun berjalan alot karena semua yang ada di sana enggan menyetujui rencana mereka. Menurut mereka, semuanya terlalu rahasia dan terlalu beresiko. Soobin dan Yeonjun hanya dapat menunduk selama diskusi berlangsung.

Setelah setengah jam berdiskusi, mereka memutuskan untuk menolak rencana ini. Agar dapat menetapkan destinasi lainnya, mereka memberikan waktu selama 24 jam bagi keduanya untuk kembali berdiskusi dengan kawan-kawannya. Seluruh keluarga yang hadir kali ini akan kembali berkumpul keesokan harinya di waktu yang sama. Karena keputusan sudah bulat, keduanya pulang dengan perasaan kecewa.



- Tbc. Gatau yaa ngerasanya kek susah banget buat nulis ini sksk tpi I'll keep going.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

The Island: Yeonjun & Soobin

The Island: Prolog

The Island: How We Meet Each Other